Ahmad al-Ghifari2
Apakah IMM itu?, mengapa IMM harus ada?, mengapa kita menjatuhkan pilihan pada IMM sebagai wadah perjuangan?, pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya merefleksikan sebuah kesadaran kritis manakala kita mencoba untuk mengenal dan memahami bagaimana IMM sesunguhnya. Dengan jalan seperti itu maka kita akan mendapatkan pemahaman yang mendekati objektif. Secara normatif, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) merupakan organisasi kemahasiswaan yang beranggotakan mahasiswa Islam dan bergerak dalam bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan yang melandaskan setiap aktifitas gerakannya pada al-Qur’an dan al-Sunnah (tradisi suci Nabi). Selain itu IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, juga melakukan fungsi-fungsi pengkaderan dan dakwah, sehingga khittah dan cita-cita perjuangan Muhammadiyah dapat mewujud dalam realitas kehidupan.
Sejarah singkat Kelahiran IMM
Kelahiran IMM bukanlah kebetulan belaka akan tetapi merupakan sebuah keharusan sejarah karena IMM sendiri harus ikut ambil bagian dalam perjuangan menegakkan panji-panji Islam di bumi Indonesia. IMM lahir pada tanggal 29 Syawal 1384 H dan bertepatan tanggal 14 Maret 1964, adapun yang melatar belakangi kelahirannya adalah :
1. Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, dimana terjadi sistem pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal serta adanya ancaman komunisme.
2. Terpecah belahnya Umat Islam dalam bentuk saling mencurigai, serta kehidupan politik umat islam yang semakin buruk.
3. Terkotak-kotaknya kehidupan kampus (mahasiswa) yang berorientasi pada kepentingan politik praktis pragmatis.
4. Melemahnya kehidupan beragama dalam bentuk merosotnya akhlak dan semakin tumbuhnya kehidupan materialisme dan individualisme.
5. Minimnya pendidikan dan pembinaan agama dalam kampus serta masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler.
6. Masih membekasnya ketertindasan imperialism penjajahan, kebodohan dan kemiskinan.
7. Masih banyaknya praktek-praktek kehidupan yang serba bid’ah, khurofat bahkan kesyirikan.
8. Kehidupan ekonomi, sosial politik semakin buruk.
Berdirinya IMM dipelopori oleh tiga orang mahasiswa yaitu : Djazman Al kindi, Rosyad Sholeh, dan Soedibyo Markoes. IMM diresmikan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah yang ketika itu diketuai oleh KH. Ahmad Badawi tepatnya tanggal 14 Maret 1964. Adapun peresmian beerdirinya IMM ditandai dengan ditandatanganinya Enam Penegasan IMM oleh KH.Ahamd Badawi. Enam penegasan IMM tersebut yaitu : 1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahsiswa Islam, 2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM, 3. Menegaskan bahwa fungsi IMM sebagai Eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah, 4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah Negara, 5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliyah, dan amal ilmiah, 6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Sekilas latar historis kelahiran IMM tersebut dapat dipahami bahwa dibentuknya IMM adalah sebagai upaya kaum intelaktual muda Islam untuk menjawab tantangan-tantangan keummatan dalan konteks zaman ketika itu, dimana IMM dilahirkan dalam sebuah sitausi yang penuh dengan pergolakan dan pada saat-saat bangsa Indonesia mengalami tantangan berat mengingat umurnya yang masih sangat muda.
Tujuan didirikannya IMM adaalah untuk membentuk intelektual Islam yang berakhlak mulia sesuai dengan tujuan Muhammadiyah. Sedangkan penjabarannya terdapat dalam muqoddimah anggaran dasar: IMM sebagai salah satu wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakan dan membina potensi mahasiswa islam guna meningkatkan peran dan tanggungjawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat, kader bangsa, sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berfikir ilmu amaliyah sesuai kepribadian Muhammdiyah.
Ideologi dan Nilai Dasar Ikatan
Ideologi merupakan “bahan bakar” bagi sebuah gerakan yang menyediakan energi bagi terciptanya gerakan itu sendiri. Ideologi adalah konsepsi pemikiran yang melahirkan tindakan yang berhadapan dengan realitas. Jadi, ideologi haruslah dapat merubah realitas kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan yang terkandung dalam ideologi dimaksud. Ideologi dalam pengertian diatas harus memuat konsep, sikap, dan aksi agar bisa berhadapan dengan realitas. Pemahaman atas realitas akan melahirkan sikap, sehingga pada akhirnya akan menentukan aksi yang kita ambil sehubungan dengan realitas yang dihadapi.
IMM sebagai salah satu organ gerakan mahasiswa Islam yang mencita-citakan sebuah tatanan masyarakat madani, memiliki basis ideologi dan nilai dasar perjuangan, serta prinsip dasar gerakan yang tertuang dalam apa yang disebut sebagai “Trilogi Ikatan” atau tiga kompetensi dasar kader ikatan, yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.
Kritrerium pertama yakni religiusitas, adalah bagaimana IMM memandang agama (Islam) sebagai bukan hanya agama yang berhenti pada ritus-ritus formalisstik belaka. IMM memahami Islam sebagai sebuah agama yang komprehensif (syumul), sebagai sebuah kesadaran aktif yang mencerahkan sekaligus menggerakkan penganutnya untuk melakukan transformasi nilai transendental-teologis ke dalam aksi-aksi kongkrit dalam ranah-ranah kehidupan sosial, jadi Islam bukan hanya berorientasi kepada yang ukhrawi, tetapi juga yang bersifat duniawi. Gerakan IMM tidak akan pernah bisa meninggalkan asas pijakan gerakannya sebagai gerakan mahasiswa Islam, yakni basis teologi Islam itu sendiri yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah atau tradisi suci Nabi Islam, Muhammad saw. Menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap kader Ikatan untuk memiliki fundamen aqidah yang mantap dan kokoh, istiqamah dalam ibadah, dan memiliki kesadaran serta pemahaman religiusitas yang benar sebagai basis utamanya dalam mendakwahkan Islam.
“Kredo” kedua IMM ialah Intelektualitas, artinya setiap aktifitas dan gerak yang dilakukan oleh IMM harus berlandaskan pengetahuan dan pemahaman akan realitas tindakan itu sendiri secara benar. Menjadi sebuah kewajiban bagi setiap kader Ikatan untuk membangun basis intelektualitas yang kuat. Lantas, intelektualisme macam apa yang ingin dikembangan di dalam IMM?, intelektual organik menjadi pilihan yang diambil IMM, artinya menjadi seorang intelektual Islam adalah mengemban tugas membimbing masyarakatnya menuju ke arah yang benar, dalam istilah Ali Syari’ati, tugas kaum intelektual adalah sebagai nabi-nabi sosial, yang berada di tengah-tengah massa rakyat/ummat, membimbing sekaligus menggerakkan mereka secara benar menuju transformasi sosial yang dikehendaki Islam. Pilihan intelektualisme semacam ini yang mendasari dan kemudian diaktualisasikan pada isu-isu kemanusiaan yang kemudian menjadi identitas ketiga IMM, yakni humanitas.
Humanitas dalam IMM dipahami sebagai sebuah spirit kemanusiaan universal yang harus diejawantahkan dalam praktik kehidupan. Nilai-nilai asasi bagi manusia seperti keadilan, kesetaraan, dan kemerdekaan, merupakan aspek mendasar dari pesan yang ingin disampaikan Islam, maka perjuangan penegakkanya dalam kehidupan menjadi tanggung jawab setiap pemeluknya, sehingga Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin akan benar-benar terwujud. Oleh karena itu, IMM sebagai elan penting dalam dakwah Islam di Indonesia akan terus berjuang mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan universal ini sesuai dengan pandangan dunia tauhid sebagai inti ajaran Islam.
Sebagai organisasi pergerakan dan perkaderan, IMM memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini tercermin dalam Nilai Dasar Ikatan yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap kadernya.
1. IMM adalah gerakan mahsiswa yang bergerak di tiga bidang gerakan, yaitu : keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan.
2. Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam (rahnmatan lil ’alamin).
3. Segala bentuk ketidak adilan,kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM, dan perlawanan terhadapnya adalah kewajiban bagi setiap kader IMM.
4. Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan beranggotakan individu-individu mukmin, maka kesadaran melaksanakan syariat islam adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggungjawab untuk mendakwahkan kebenaran ditengah masyarakat.
5. Kader IMM merupakn inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan Nabiyullah Muhammad SAW.
Barangkali perkenalan singkat dengan IMM ini dapat memberikan pemahaman yang objektif, meski sangat tidak memadai. Maka proses berikutnya setelah kita berkenalan adalah mencoba mengenal kembali secara lebih dekat, untuk selanjutnya mengaktualisasikan nilai-nilai perjuanganya dalam sebuah gerakan yang rapi, massif, dan progresif demi menegakkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Amin.
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Salam Anda