Nasiolisme Dalam Terpaan Globalisasi
Oleh: Abdillah Nur Fajrin*
Di saat kita berbicara tentang nasionalisme bagaikan kita melihat suatu ruh didalam suatu tubuh. Jika kita menganalogikan badan atau tubuh kita sebagai konstitusi. Maka nasionalisme inilah yang menjadi jiwanya,dimana seseorang akan menampilkan jati diri yang bangga terhadap negaranya sendiri. Sehingga visi bagi suatu bangsa dapat diterjemahkan oleh masyarakat secara umum menjadi bahasa kepribadian yang melekat secara alami.
Didalam perkerkembangannya, transformasi mental nasionalisme kepada generasi penerus secara substansi tidak menyentuh pokok-pokok nasionalisme sehingga nasionalisme di era sekarang tampak seperti nasionalisme kabur. Hal ini tidak lepas dari perjalan panjang bangsa ini dari yang dapat saya bagi menjadi 4 fase yaitu masa pergerakan nasional,orde lama,orde baru dan era pasca reformasi.
Pada masa pergerakan nasional bentuk nasionalaisme yang ditunjukan oleh tokoh-tokoh pergerakan yaitu pemahaman untuk melawan segala bentuk kolianialisme oleh penjajah pada waktu itu. Kemudian pada era orde lama terjadi perubahan paradigma nasionalisme yang diterapkan generasi Soekarno yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta menjadikan negara ini menjadi negara integralistik. Namun dalam keberjalannya Soekarno menodai sendiri konsep tersebut dan mengantinya dengan benih otoritarianisme.
Generasi sepeninggal pemerintahan Soekarno bergantilah ke rezim Soeharto. Pada era ini pemahaman negara integralistik yang diusung oleh founding father berganti menjadi pemahaman negara kesatuan dalam arti yang sempit. Sehinga yang terjadi adalah bentuk keseragaman dan dipolitisasi sistem sehingga pemaksaaan kultur negara menjadi dominan terhadap kultur kedaerahan,dari bebagai era yang telah terjadi. Nasionalisme sendiri merupakan pemahaman yang dinamis tergantung konteks bangsa saat itu, lalu bagaimana nasionalisme saat ini?
Meneguhkan Jati Diri Bangsa
Nasionalisme Indonesia dalam kubangan globalisasi,kita harus mampu bangkit sendiri jika tidak mau semakin tenggalam lebih dalam lagi menghamba tanpa daya terhadap negara maju. Maju atau tidaknya suatu berada di tangan generasi muda seperti kita.
Kita harus mampu melawan produk globalisasi seperti neoliberal, budaya popular, demokrasi liberal dengan cara penguasaan terhadap aset penting negara, yaitu privatisasi asset. Bukan sebaliknya malah justru menggadaikan aset untuk kepentingan luar. Kita juga harus menjaga kedaulatan bangsa sehingga Indonesia mempunyai martabat di dunia internsional. Selain itu, tak lupa kita perlu membumikan kembali budaya luhur bangsa Indonesia yang santun dan cinta damai tanpa alergi dengan penggunaaan teknologi. Kita harus bangun melihat dan berdiri dengan tegak mempertegas kemana arah mana kita bergerak Indonesia tanpa mengemis terhadap negara maju jika masih menagaggap nagara kita berdaulat. Saya bangga terlahir sebagai orang Indonesia.
* Sekretaris Umum PC IMM Kota Semarang Periode 2010/2011
No comments:
Post a Comment
Sampaikan Salam Anda