Tuesday 25 September 2012

Mendikbud: Leluhur Kita Lampaui Batas Struktur Keilmuan


BADUNG, BALI, KOMPAS.com--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, "Para leluhur kita telah melampaui batas-batas struktur keilmuan dalam mewarisi sistem irigasi pertanian Subak".
Bila pada zaman sekarang untuk melahirkan sebuah inovasi  biasanya diawali dari data, pengetahuan dipadukan dengan kebijaksanaan, maka orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat yang mewarisi subak tidak menggunakan struktur keilmuan yang digunakan masyarakat modern tetapi melompat langsung pada "wisdom", katanya pada acara penyerahan sertifikat Warisan Budaya Dunia : Lansekap Budaya Bali Sistem Subak dari Unesco, Senin malam.
UNESCO adalah Badan PBB yang membidangi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan. "Ada jawaban mengapa para leluhur kita bisa lompat ke nilai wisdom karena usaha didasarkan pada ketulusan untuk sejahterakan warga masyarakat  dalam sistem subak itu," katanya.
Selain itu, orientasinya bukan untuk pribadi, semata-mata  untuk memberi kemafaatan sebesar-besarnya untuk pembangunan berkelanjutan, yaitu keharmonisan di antara sesama makhluk dan alam sekitarnya.
"Ini falsafah tinggi sehingga orang terlepas dari struktur keilmuan. Subak hanya bagian kecil dari Bali namun mampu diberikan untuk Indonesia dan dunia," katanya.
Upacara puncak  penyerahan sertifikat Warisan Budaya Dunia (WBD) dilakukan di Pura Taman Ayun dari Direktur Pusat Warisan Budaya Unesco Kishore Rao kepada Mendikbud Mohammad Nuh didampingi para bupati lima kabupaten dan tokoh masyarakat Bali Jero Wacik, Senin malam.
Sementara itu, tokoh masyarakat Bali Jero Wacik mengatakan, Leluhur Bali zaman dulu membuat sistem pengairan Subak, padahal masa itu ilmu pengetahuan belum seperti sekarang namun mereka justru mewarisi hingga kini.
"Filosofi yang mereka anut, bagaimana dulu bermusyawarah di balai banjar untuk mengatur pembagian air.  Mereka tidak pernah berpikir hasil karya mereka akan memperoleh penghargaan Unesco, kata Jero Wacik yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Warisan ini masih terjaga hingga kini, dan menjadi perhatian dunia hingga akhirnya mendapat penetapan sebagai WBD,  kata Jero Wacik yang semasa menjabat Menteri Pariwisata ikut memperjuangkan sistem Subak sebagai WBD ke Unesco.
Lebih lanjut dikatakannya, tanggung jawab masyarakat Bali sekarang adalah memelihara subak dari situasi di mana terjadi gangguan  untuk kepentingan jangka pendek yang dapat mengusik pelestarian subak.
"Tetapi bila warga petani, pemerintah, tokoh masyarakat bersatu maka gangguan-gangguan itu bisa diatasi," katanya.
Acara penyerahan sertifikat WBD Sistem Subak dari Unesco diawali  dengan "Roadshow" peresmian prasasti di lima kabupaten Provinsi Bali peraih penghargaan oleh Wamendikbud Wiendu Nuryanti, Direktur Unesco Kishore Rao dan Ketua Harian Nasional Indonesia untuk Unesco Arief Rachman yang berakhir dengan upacara penyerahan sertifikat di Pura Taman Ayun.

No comments:

Post a Comment

Sampaikan Salam Anda